Thursday 12 January 2012

BAB XIV : KETELADANAN RASULULLAH SAW PERIODE MADINAH

A.   Sejarah Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
1.    Arti hijrah dan tujuan rasulullah Saw dan umat Islam berhijrah.
Setidaknya ada dua macam arti hijrah yang harus diketahui umat Islam. Pertama, hijrah berarti meninggalkan semua perbuatan yang dilarang dan dimurkai Allah Swt, untuk melakukan perbuatan­perbuatan yang baik, yang disuruh Allah Swt dan diridlai-Nya. Contohnya, semula siswa itu malas mengerjakan salat 5 waktu dan malas belajar. Kemudian dia membuang jauh sifat malasnya itu, sehingga ia menjadi siswa yang berdisiplin dalam salat lima waktu dan rajin dalam menuntut ilmu. Arti hijrah dalam pengertian pertama ini wajib dilaksanakan oleh setiap umat Islam. Rasulullah Saw bersabda : "al Muhaajiru man haajara ma nahaa Allahu 'anhu" HR. Bukhori
Artinya: "Orang yang berhijrah ialah orang yang meninggalkan segala apa yang dilarang Allah Swt”. (H. R. Bukhari)
Arti kedua dari hijrah ialah berpindah dari suatu negeri kafir (non-Islam), karena di negeri itu umat Islam selalu mendapat tekanan, ancaman dan kekerasan, sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berdakwah dan beribadah. Kemudian umat Islam di negeri kafir itu, berpindah ke negeri Islam agar memperoleh keamanaan. dan kebebasan dalam berdakwah dan beribadah.
Arti kedua dari hijrah ini pernah dipraktikkan oleh Rasulullah Saw dan umat Islam, yakni berhijrah dari Mekah ke Yatsrib pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah bertepatan dengan tanggal 28 Juni 622 M. Tujuan hijrahnya Rasulullah Saw dan umat Islam dari Mekah (negeri kafir) ke Yatsrib (negeri Islam) adalah :
-      Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman, dan kekerasan kaum kafir Quraisy. Bahkan pada waktu Rasulullah Saw meninggalkan rumahnya di Mekkah untuk berhijrah ke Yatsrib (Madinah), rumah beliau sudah dikepung oleh kaum kafir Quraisy dengan maksud untuk membunuhnya.
-      Agar memperoleh keamanandan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah. Sehingga dapat meningkatkan usaha-usahanya dalam berjihad di jalan Allah Swt untuk menegakkandan meninggikan nama-Nya (Islam) (lihat dan pelajari Q.S. AnNahl, 16: 41-42)

BAB XIII : WAKAF

Perintah shalat dan zakat selalu digandengkan, memberi pelajaran kepada umat tentang keseimbangan hubungan vertikal dan horizontal (QS. Ali Imran: 112).
Zakat termasuk wakaf menjadi sarana kepedulian muslim terhadap sesama, artinya minimal ada 2 (dua) hal yang ingin dicapai :
Pertama, kehidupan setiap muslim dituntut berhasil dan sukses, khususnya di bidang materi.
Kedua, Islam mendorong umatnya agar ada perencanaan yang matang untuk anak keturunannya, keluarga dan masyarakat (QS. An Nisa': 9).
Sumbang sih wakaf terhadap derajat sosial umat sangat besar. Jika kini kondisi umum di beberapa bidang kurang menggembirakan, salah satunya karena pendayagunaan wakaf yang kurang optimal. Padahal manajemen wakaf yang baik, memberi peran yang sangat berarti terhadap kemajuan umat, baik untuk yayasan, lembaga pendidikan maupun ormas agama. Sekadar contoh : Universitas Al Azhar di negara Mesir, pondok pesantren Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Ponpes Hidayatullah di wilayah Kalimantan Selatan. Begitu juga beberapa Universitas besar di negara Barat (Eropa dan Amerika).

BAB XII : MEMAHAMI HUKUM ISLAM TENTANG HAJI DAN UMRAH

Ibadah haji memiliki banyak makna dan sarat akan simbol. Para jama'ah diajak mengelilingi ka'bah (Thawaf), berlari-lari kecil di antara dua bukit (Sa'i), memakai pakaian yang tidak berjahit (ihram), dikenalkan suasana miniatur pada padang mahsyar nanti (wukuf) dan banyak kegiatan lain. Semua itu membawa makna tersendiri, sehingga membutuhkan kearifan bagi para jamaah untuk mendalami hikmah dari kegiatan-kegiatan tersebut. Jika tidak, nilai-nilai yang semestinya dibawa pulang, perubahan perilaku yang dikehendaki dari ibadah ini tidak akan tampak, pada akhimya bukan haji mabrur yang didapatkan, namun gelar haji mardud.

BAB XI: MEMAHAMI HUKUM ISLAM TENTANG ZAKAT

Selalu digandengkan perintah shalat dengan zakat, misal (QS. Al Baqarah: 110, QS. A1 Bayyinah: 5), menunjukkan betapa pentingnya peran zakat dalam kehidupan setiap muslim. Memberi zakat berarti "tangan berada di atas", artinya setiap muslim dibimbing melalui ajaran Islam agar hidup berkecukupan, bahkan dihindari jalan hidup yang serba kekurangan sehingga menjadi beban orang lain. Zakat, sebagaimana fungsi kekayaan (harta), berperan dalam upaya pemberdayaan sosial kemasyarakatan, di samping kesejahteraan kehidupan pribadi dan keluarga. Hanya terasa sayang, pengelolaan zakat ini belum optimal dilaksanakan oleh umat, sehingga peran zakat yang sangat vital tersebut kurang bisa memberdayakan sosial ekonomi, apalagi mengangkat kualitas (SDM) umat. Sejarah membuktikan, bahwa pemerintahan Islam pernah mencatat tinta emas dalam pengelolaan zakat ini, sehingga muncullah masyarakat yang serba berkecukupan, sehingga mencari mustahik zakat saja tidak diperoleh. Hal ini terjadi pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz, sehingga Yahya bin Said yang diutus khalifah memungut zakat orang Afrika, karena tidak ada fakir miskin yang mau menerima zakat, mengalihkan peruntukkan harta zakat yang terkumpul itu untuk memerdekaan para budak-budak (hambasahaya).

BAB X SIFAT-SIFAT TERCELA (AKHLAKUL MADZMUMAH)


Dunia sekarang sedang dilanda dengan beberapa kelalaian, yang di alamnya perhatian manusia sepenuhnya difokuskan dan disita oleh ragam kesibukan, keinginan dan hawa nafsu, guna mengejar kepentingan dan kebutuhan duniawi, yang semakin meningkat dan tak mengenal kepuasan. Hal ini sudah disorot oleh Allah Swt dalam QS. Al Qiyamah: 20-21dan Al Insan: 27. Nilai-nilai moral dan spiritual, seperti keikhlasan, kebenaran, keadilan seakan dengan sengaja dilupakan. Hal ini disebabkan karena dalam diri manusia terdapat dua kekuatan yang saling bertentangan satu sama lain, yaitu kekuatan/dorongan untuk berbuat baik atau terpuji dan kekuatan/dorongan untuk berbuat yang tidak baik atau tercela. (QS. Asy Syams: 8-10) Kekuatan untuk berbuat baik/terpuji akan dapat menimbulkan sikap-sikap terpuji karena dipengaruhi hati nurani atau jiwa yang baik, sedang kekuatan untuk berbuat buruk/tercela biasanya dipengaruhi oleh nafsu dan setan. Dari dua kekuatan itu, mana yang lebih kuat atau dominan, jika nafsu dan setan yang lebih dominan, maka akan melahirkan sifat-sifat tercela, sedang manakala hati nurani yang disinari dengan nilai-nilai Islam yang dominan, maka akan melahirkan nilai-nilai kebajikan atau sifat yang baik.

BAB IX : AKHLAK BERPAKAIAN, BERHIAS DAN BERTAMU


I. Pendahuluan

Fenomena manusia modern, khususnya remaja Islam dalam mengikuti gaya berpakaian, dengan memakai jilbab dan busana yang khas. Jilbab dan busana yang khas yang biasanya disebut jilbab gaul dan busana gaul atau jilbab dan busana selebritis, kapan mulainya tidak dapat dipastikan, yang jelas mode ini muncul di awal dekade 90-an, atau menjelang milenium ketiga di saat media elektronik dan media cetak lainnya naik daun di Indonesia. Era ini memberikan kebebasan mengekspresikan segala ide yang cenderung kebablasan. Secara naluri, siapa yang tidak tertarik dengan pakaian ketat seperti banyak dipakai saat ini (Ali Imran: 14).

BAB VIII : MENINGKATKAN KEIMANAN KEPADA MALAIKAT

I. Pendahuluan
Seorang muslim di samping meyakinidan mengimani adanya Allah swt, maka wajib, pula mengimani akan adanya Malaikat Allah Swt Walaupun manusia paling sempurna dalam wujudnya, bahkan sampai malaikat itu diperintahkan Allah Swt untuk bersujud kepada Adam, namun Malaikat juga sangat istimewa dibanding makhluk lainnya, karena sangat patuh terhadap Allah (QS. At Tahrim: 6, An Nahl : 49-50).
Iman kepada malaikat menjadi bagian dari rukun iman, tidak sempurna iman seorang muslim kecuali jika ia beriman dengan wujud mereka, nama-namanya, sifat-sifat mereka yang kita kenali dan mengimani tugas-tugas yang diperintahkan Allah kepada mereka.

BAB VII KAJIAN ALQURAN TENTANG MUSYAWARAH

A.   Al Qur'an QS Ali ‘Imran :  159 tentang Musyawarah
1.    Bacalah dengan fasih sesuai dengan kaidah llmu Tajwid

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظَّاغَلِظَ اْلقَلْبِ لاٰنْفَضُّوْا مِنْ حَوِلِكَ ۖ  فَعْفُ عَنْهُمْ وَآسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِيْ اْلأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ ۚ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلمُتَوَكِّلِيْنَ .

2.    Penjelasan berdasarkan Ilmu Tajwid
No
Bacaan
Hukum Bacaan
Sebab / Alasan
1
رَحْمَةٍ مِّنَ
Idgham bighunnah
--ٍ- + مّ
2
لِنْتَ
Ikhfa’ haqiqi
نْ تَ
3
وَلَوْ لَهُمْ
Idh-har syafawi
مْ وَ
4
كُنْتَ
Ikhfa’ haqiqi
نْ تَ
5
فَظًّاغَلِظَ
Idh-har halqi
--ً- غَ
6
اْلقَلْبِ
Alif lam Qomariyah
الْ قَ
7
لاٰنْفَضُّوْا
Ikhfa’ haqiqi
نْ فَ
8
مِنْ حَوِلِكَ
Idh-har halqi
نْ حَ
9
عَنْهُمْ
Idh-har halqi
نْ هُـ
10
اْلمُتَوَكِّلِيْنَ
Mad ‘Aridl lissukun
--ِ- يْ + نَ

BAB VI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. PERIODE MAKKAH


RINGKASAN MATERI

A.    KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.
Kelahiran Nabi Muhammad saw. didahului dengan serangan pasukan gajah. Oleh karena itu, masyarakat Arab menyebut kelahiran Muhammad sebagai tahun gajah. Beliau lahir pada malam menjelang dini hari Senin tanggal 12 Rabi’ul awal tahun gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 Masehi.

BAB V MEMAHAMI SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM

RINGKASAN MATERI
A.    AL-QUR’AN
  1. Pengertian Al-Qur’an
Menurut bahasa, Al-Qur’an berasal dari kata dasar Qara-Yaqra’u, Qira’atan-Wa qur’anan, yang artinya bacaan. Sedangkan meurut istilah, Al-Qur’an adalah firman Allah swt. Yang merupakan mukjizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dengan perantara Malaikat Jibril yang tertulis dalam mushaf-mushaf dan disampaikan kepada manusia secara mutawatir yang diperintahkan untuk mempelajarinya. Al-Qur’an tediri dari 114 surat dan 30 juz.
            Ada dua cara turun Al Qur’an, pertama secara mujmal (30 juz sekaligus) yaitu diturunkannya Al Qur’an dari ‘Arsy ke Lauh Mahfudh, kedua secara bertahap (Tadriij) sesuai dengan peristiwa / masalah yang dihadapi Nabi yaitu dari Lauh Mahfudh ke dunia yang disampaikan oleh Malaikat Jibril.

BAB IV SIFAT-SIFAT TERPUJI (HUSNUDHAN)

A.    PENGERTIAN HUSNUDHAN


Husnudhan /  حُسْنُ الظَّـنَّ  berasal dari dua kata dalam bahasa Arab yaitu “Husnu”    حُسْنُ     yang berarti baik dan “dhan”   ظَنَّ      yang berarti dugaan atau prasangka. Husnudhan artinya berprasangka baik, berpikiran positif, berpandangan mulia terhadap sesuatu di hadapannya sampai ada bukti dan saksi yang bisa dipercaya. Selalu berprasangka baik dan berpikiran positif terhadap sesuatu yang menimpa dirinya, meskipun itu sangat membebaninya.

BAB III IMAN KEPADA ALLAH (SIFAT-SIFAT ALLAH DAN ASMAUL HUSNA)


RINGKASAN MATERI

            Iman secara etimologi berarti percaya. Sedang secara istilah, iman adalah pembenaran dalam hati yang diikrarkan secara lisan dan dibuktikan dalam amal perbuatan. Iman yang kuat pada diri seseorang akan sangat mempengaruhi sikap dan perilakunya. Apalagi bila iman terhadap adanya Tuhan diyakini sebagai satu-satunya Zat yang menentukan jalan hidupnya, tentu iman itu akan sangat berpengaruh terhadap sikap hidup dan perilaku kesehariannya. Bila iman semacam itu berasal dari sumber yang salah, maka kepercayaan itu akan menuntun ke arah kesesatan hidup yang sesungguhnya. Sebab keberadaan Zat Tuhan itu sendirilah sesungguhnya yang menjadi sumber kepercayaan seseorang.

BAB II AL-QUR’AN : KAJIAN TENTANG KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH


RINGKASAN MATERI
Pengertian Ibadah


Kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang muslim adalah menjadi penyembah Allah yang setia. Kesetiaan seorang muslim kepada Allah ditunjukkan dengan senantiasa beribadah sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Pengertian ibadah menurut istilah para ulama, yaitu segala sesuatu pada diri manusia yang disukai Allah baik dari perkataan maupun perbuatan, yang dhahir (nampak) maupun yang bathin (tersembunyi). Ibadah (‘abada /   عَبَدَ   : menyembah, taat, patuh, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan / pemujaan merupakan fitrah (naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan yang salah dan sesat. Dalam Islam ibadah memiliki aspek yang sangat luas. Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah baik berupa perbuatan maupun ucapan, secara lahir atau batin, semua merupakan ibadah. Lawan ibadah adalah maksiat.
Ibadah yang kita lakukan, menurut para ulama  dilihat dari anggota badan kita yang dominan melakukan, terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu berupa aktivitas ibadah hati, lisan dan badan.

Wednesday 11 January 2012

BAB I AL-QUR’AN : KAJIAN TENTANG MANUSIA

RINGAKASAN MATERI
Semarak kehidupan dunia sesungguhnya berpusat pada keberadaan manusia. Perkembangan peradaban dunia bisa terjadi karena peran aktif yang terus-menerus dilakukan oleh manusia tanpa henti. Kita bisa membayangkan betapa statisnya lingkungan alam semesta tanpa keberadaan manusia di tengah-tengahnya. Oleh sebab itu kajian tentang manusia menjadi tindakan yang penting bagi setiap orang yang memiliki semangat hidup.

X-5

Contoh Penggunaan Blog untuk Pengumuman Ujian Semester 1

REMIDI PAI X-5 : 
1). IRMAWATI 
2). M. RISKI AL-ANSHORI


Remidi dilaksanakan hari senin, 19 Desember 2011 waktu kondisional (setelah rapat guru )
Contact Person : 0857 4951 9363 (Mr. Atho')

X-6 PAI

Contoh Penggunaan Blog untuk Pengumuman Ujian Semester 1



REMIDI PAI X-6 :
1). BEMBI BIMANATA
2). RENNY NIKEN


Remidi dilaksanakan hari senin, 19 Desember 2011 waktu kondisional (setelah rapat guru )
Contact Person : 0857 4951 9363 (Mr. Atho')

X-6 TIK

Contoh Penggunaan Blog untuk Pengumuman Ujian Semester 1



REMIDI  TIK X-6 : 
1). BEMBY BIMATA
2). NOVITASARI
3). RENNY NIKEN 


Remidi dilaksanakan hari senin, 19 Desember 2011 waktu kondisional (setelah rapat guru )
Contact Person : 0857 4951 9363 (Mr. Atho')

X-7

Contoh Penggunaan Blog untuk Pengumuman Ujian Semester 1


REMIDI PAI X-7
1). ARIS WIBOWO 
2). DINI NOVIAWATI
3). HENI KRISTANTI
4). MINDA ANDRIANI
5). WAHYU DEWI PUTRI


Remidi dilaksanakan hari senin, 19 Desember 2011 waktu kondisional (setelah rapat guru )
Contact Person : 0857 4951 9363 (Mr. Atho')

X-8

Contoh Penggunaan Blog untuk Pengumuman Ujian Semester 1




REMIDI  PAI X-8 :  
1) GUNTUR S
2) OVIN SAY E

Remidi dilaksanakan hari senin, 19 Desember 2011 waktu kondisional (setelah rapat guru )
Contact Person : 0857 4951 9363 (Mr. Atho')